Dalam dunia logistik dan perdagangan internasional, istilah FOB Destination Point sering digunakan untuk mendefinisikan tanggung jawab penjual dan pembeli terkait pengiriman barang. 

FOB Destination Point adalah istilah yang menunjukkan bahwa penjual bertanggung jawab atas barang yang dikirim hingga sampai ke lokasi tujuan yang disepakati. Hal ini meliputi tanggung jawab atas biaya pengiriman, risiko kerusakan, dan kehilangan barang selama pengangkutan.

Namun, mengapa FOB Destination Point menjadi pilihan utama dalam beberapa kasus pengiriman barang? Bagaimana konsep ini berbeda dengan FOB Shipping Point? Artikel ini akan mengupas secara mendalam pengertian, perbedaan, dan keuntungan dari FOB Destination Point untuk memberikan pemahaman yang komprehensif, terutama bagi perusahaan logistik di Indonesia.

Mengenal FOB Destination Point: Apa Sebenarnya Maknanya?

FOB (Free on Board) Destination Point adalah salah satu istilah dalam Incoterms yang digunakan untuk menentukan tanggung jawab dan risiko antara penjual dan pembeli dalam proses pengiriman barang. Dalam skema FOB Destination Point, penjual bertanggung jawab penuh atas barang selama perjalanan hingga barang tiba di lokasi tujuan yang telah disepakati.

Karakteristik Utama FOB Destination Point

  1. Tanggung Jawab Penjual: Penjual menanggung biaya pengiriman, termasuk risiko kerusakan atau kehilangan barang selama proses pengangkutan.

  2. Lokasi Tujuan: Barang dianggap telah dikirimkan ketika tiba di tempat pembeli, bukan saat barang diangkut dari lokasi asal.

  3. Kepemilikan Barang: Kepemilikan barang baru berpindah ke pembeli setelah barang tiba di lokasi tujuan.

Contoh Penerapan FOB Destination Point:

Perusahaan A di Jakarta memesan mesin produksi dari pemasok B di Surabaya dengan menggunakan skema pengiriman FOB Destination Point. Berikut adalah penjelasan rinci tentang bagaimana skema ini diterapkan dalam transaksi mereka:

1. Pemesanan Barang

  • Perusahaan A (Pembeli): Membuat pesanan untuk 5 unit mesin produksi dari Pemasok B.

  • Kesepakatan: Dalam kontrak, kedua pihak sepakat menggunakan skema FOB Destination Point, di mana tanggung jawab pengiriman barang sepenuhnya berada pada Pemasok B hingga barang tiba di gudang Perusahaan A di Jakarta.

2. Proses Pengangkutan

  • Pengaturan Pengiriman:
    Pemasok B mengatur semua logistik untuk mengangkut barang dari gudangnya di Surabaya ke gudang Perusahaan A di Jakarta. Ini termasuk memilih moda transportasi yang sesuai, seperti truk atau pengiriman multimoda jika diperlukan.

  • Biaya Pengiriman:
    Semua biaya pengangkutan, seperti biaya transportasi darat, bahan bakar, dan biaya tol, ditanggung oleh Pemasok B.

  • Asuransi Barang:
    Pemasok B juga membeli asuransi pengiriman untuk melindungi barang dari risiko kerusakan atau kehilangan selama perjalanan.

3. Perjalanan Barang

  • Proses Pengiriman:
    Barang dimuat ke dalam truk yang disewa oleh Pemasok B. Selama perjalanan, risiko atas barang tetap menjadi tanggung jawab Pemasok B.

  • Pemantauan Pengiriman:
    Pemasok B menggunakan teknologi GPS untuk memantau posisi truk secara real-time dan memastikan barang tiba sesuai jadwal.

  • Kendala di Jalan:
    Jika terjadi kendala seperti kemacetan atau kerusakan kendaraan, Pemasok B bertanggung jawab menyelesaikan masalah tersebut, termasuk mengganti kendaraan pengangkut jika diperlukan.

4. Tiba di Lokasi Tujuan

  • Barang Sampai di Jakarta:
    Setelah truk tiba di gudang Perusahaan A di Jakarta, barang diperiksa untuk memastikan bahwa semuanya dalam kondisi baik dan sesuai pesanan.

  • Perpindahan Kepemilikan:
    Pada titik ini, tanggung jawab atas barang berpindah dari Pemasok B ke Perusahaan A. Jika ditemukan kerusakan atau kehilangan barang sebelum tiba di gudang, itu adalah tanggung jawab Pemasok B.

  • Dokumentasi:
    Setelah barang diterima, Perusahaan A menandatangani bukti penerimaan untuk mengonfirmasi bahwa barang telah sampai sesuai kesepakatan.

5. Pembayaran

  • Faktur dan Pembayaran:
    Setelah barang diterima, Perusahaan A menyelesaikan pembayaran kepada Pemasok B sesuai kesepakatan kontrak. Biaya pengiriman sudah termasuk dalam harga barang yang tercantum di faktur.

Pembagian Tanggung Jawab

Dalam skema FOB Destination Point ini:

  • Pemasok B bertanggung jawab penuh atas pengiriman, termasuk biaya, risiko, dan kendala selama perjalanan.

  • Perusahaan A hanya menerima barang di gudangnya dan tidak perlu mengatur atau menanggung biaya pengiriman.

  • Risiko kerusakan atau kehilangan barang selama perjalanan ditanggung oleh Pemasok B, karena kepemilikan barang belum berpindah hingga barang tiba di Jakarta.

Mengapa FOB Destination Point Menjadi Pilihan Utama dalam Pengiriman Barang?

FOB Destination Point menjadi pilihan utama dalam beberapa skema perdagangan karena memberikan keuntungan tertentu, baik untuk penjual maupun pembeli. Berikut adalah alasan mengapa FOB Destination Point sering digunakan:

1. Mengurangi Risiko untuk Pembeli

Dalam FOB Destination Point, pembeli tidak perlu khawatir dengan kerusakan atau kehilangan barang selama proses pengiriman. Semua risiko menjadi tanggung jawab penjual hingga barang tiba di lokasi tujuan.

  • Keuntungan:
    Pembeli hanya perlu fokus pada penerimaan barang tanpa harus mengatur logistik selama perjalanan.

2. Kepercayaan yang Lebih Besar

Dengan FOB Destination Point, penjual menunjukkan komitmen dan tanggung jawab penuh atas barang hingga sampai di tangan pembeli. Hal ini menciptakan kepercayaan yang lebih besar antara kedua belah pihak.

  • Contoh:
    Dalam pengiriman barang bernilai tinggi, seperti barang elektronik, pembeli lebih memilih FOB Destination Point untuk memastikan keamanan selama proses pengangkutan.

Perbedaan Mendasar antara FOB Destination dan FOB Shipping Point yang Wajib Anda Ketahui

FOB Destination Point sering kali dibandingkan dengan FOB Shipping Point. Meski keduanya memiliki prinsip yang mirip, ada perbedaan mendasar yang perlu dipahami:

Siapa yang Menanggung Biaya Pengiriman dalam Skema FOB Destination Point?

Dalam skema FOB Destination Point, biaya pengiriman sepenuhnya menjadi tanggung jawab penjual. Penjual harus mengatur transportasi barang dari lokasi asal hingga ke lokasi tujuan pembeli.

Komponen Biaya yang Ditanggung Penjual

  1. Biaya Pengangkutan: Termasuk biaya untuk transportasi darat, laut, atau udara.

  2. Asuransi Barang: Untuk melindungi barang dari risiko selama pengiriman.

  3. Biaya Tambahan: Seperti biaya bongkar muat di pelabuhan atau terminal.

Kapan Kepemilikan Barang Berpindah Tangan dalam FOB Destination Point?

Dalam FOB Destination Point, kepemilikan barang baru berpindah tangan dari penjual ke pembeli setelah barang tiba di lokasi tujuan. Artinya, hingga barang mencapai tempat pembeli, semua risiko dan tanggung jawab tetap berada pada pihak penjual.

Implikasi dari Kepemilikan yang Berpindah Tangan

  • Keuntungan bagi Pembeli:
    Risiko kerusakan atau kehilangan barang selama perjalanan tidak menjadi tanggung jawab pembeli.

  • Tanggung Jawab Penjual:
    Penjual harus memastikan barang dikirimkan dengan aman dan sesuai dengan kesepakatan.

Keuntungan Menggunakan FOB Destination Point bagi Penjual dan Pembeli

FOB Destination Point memberikan keuntungan unik bagi kedua belah pihak, baik penjual maupun pembeli.

Keuntungan bagi Penjual

  1. Meningkatkan Kepercayaan Pelanggan: Dengan menanggung seluruh tanggung jawab pengiriman, penjual dapat memberikan layanan yang lebih andal.

  2. Kendali Penuh: Penjual memiliki kendali penuh atas proses pengiriman hingga barang tiba di lokasi tujuan.

  3. Peluang untuk Menawarkan Harga Kompetitif: Penjual dapat menyertakan biaya pengiriman dalam harga jual barang, memberikan kemudahan bagi pembeli.

Keuntungan bagi Pembeli

  1. Mengurangi Risiko: Pembeli tidak perlu khawatir tentang kerusakan atau kehilangan barang selama pengiriman.

  2. Efisiensi Waktu: Tidak perlu mengatur logistik, karena semua diurus oleh penjual.

  3. Transparansi Biaya: Pembeli mendapatkan harga barang yang sudah termasuk biaya pengiriman, sehingga lebih mudah untuk membuat anggaran.

DashCam AI EasyGo: Keamanan & Efisiensi Maksimal untuk Armada Anda!

Rekam setiap detik perjalanan dengan DashCam AI berbasis Artificial Intelligence. Tingkatkan keamanan pengemudi, pantau aktivitas armada, dan optimalkan operasional Anda.

Kenapa Pilih DashCam AI EasyGo?

  • ADAS AI: Deteksi kelelahan, distraksi, dan perilaku berisiko.

  • DMS AI: Pantau pengemudi mengantuk, merokok, atau tidak pakai sabuk.

  • GPS Safety: Deteksi akselerasi mendadak, pengereman keras, hingga tabrakan.

  • Resolusi 1080p & Penyimpanan 1TB: Rekam perjalanan dengan kualitas tinggi dan ruang penyimpanan besar.

  • Sensor Bahan Bakar: Pantau efisiensi bahan bakar kendaraan.

Dengan DashCam AI EasyGo, Anda mendapatkan kendali penuh atas armada Anda. Kurangi risiko kecelakaan, tingkatkan efisiensi bahan bakar, dan pastikan pengemudi selalu dalam kondisi aman.

Hubungi sekarang di: www.easygo-gps.co.id


Category : Artikel
Tags : Artikel